Pages

Rabu, 03 Oktober 2012

Bulan


Bulan, bola berbatu lain yang besarnya sekitar seperempat bumi, mendampingi bumi dalam perjalanan menembus angkasa. Bulan adalah tempat gersang dan mati. Sangat sedikit peristiwa yang berlangsung di bulan selama tiga miliar tahun terakhir.

Bulan tidak memiliki sumber cahaya sendiri. Ia tampak benderang karena permukaannya memantulkan cahaya matahari. Separuh permukaan bulan selalu diterpa cahaya matahari dan separuh lainnya selalu dalam keadaan gelap. Karena bulan terus beredar mengelilingi bumi, kita melihat perubahan area wajah bulan yang terkena sinar. Dengan demikian bulan tampak terus berubah bentuk, yang disebut peralihan fase bulan. Satu daur fase bulan memakan waktu 29,5 hari. Peralihan fase berawal dari bulan baru, ketika wajah bulan seluruhnya tampak gelap, hingga fase bulan purnama, ketika wajahnya tersinari penuh. Fase terus bergeser hingga bulan baru, yang kembali mengawali daur.

Kita dapat melihat sebagian wajah bulan dengan mata telanjang. Bidang permukaan yang tampak benderang adalah daratan tua yang berelevasi lebih tinggi. Sedang bidang permukaan yang tampak kelam adalah adalah daratan muda yang berelevasi rendah dan relative rata. Teropong binokuler atau teleskop akan mengungkap pemandangan seluruh permukaan bulan, yang sesungguhnya ditutupi kawah-kawah bekas benturan dengan bebatuan dari antariksa sekitar tiga hingga empat miliar tahun silam. Selama miliaran tahun berikutnya, lava menyisip lewat rekahan kerak bulan dan menggenangi kawah-kawah terluas, membentuk maria (bentuk tunggal: mare, Latin; artinya laut). Dengan mata telanjang kawah-kawah maria tampak sebagai kawasan gelap di permukaan bulan. Para ahli astronomi purba menyebut kawasan gelap tersebut ‘lautan’ karena mereka menyangkanya demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar