Pages

Senin, 24 September 2012

Bintang


Ada miliaran bintang di alam semesta. Masing-masing berupa bola panas dan pijar yang mengalami perubahan ukuran, suhu, dan warna selama masa hidupnya.

Bintang adalah objek terbanyak di alam semesta. Matahari adalah bintang terdekat. Bintang lain hanya tampak seperti titik-titik terang di langit malam. Untuk mengetahui bahan penyusunnya dan seberapa besar atau panas bintang, astronom mempelajari cahaya bintang.

Ada berbagai ukuran dan warna bintang. Meskipun semuanya panas, masing-masing bintang mempunyai kisaran suhu tertentu. Bintang tersusun dari gas-gas yang sama dengan gas-gas penyusun atmosfer di bumi. Gas-gas tersebut diikat oleh gravitasi. Di dalam inti bintang, hidrogen berubah wujud menjadi helium. Melalui reaksi nuklir, sejumlah besar energi dilepaskan ke luar angkasa. Ini sebabnya, kita dapat merasakan energi panas dari matahari, yang kita lihat sebagai cahaya. Selain itu, matahari dan bintang lain juga melepaskan berbagai bentuk energi seperti sinar ultraviolet dan sinar X.

Kehidupan Bintang

Bintang-bintang yang kita lihat sedang berada dalam tahap-tahap hidup yang berbeda. Semua bintang dimulai oleh perubahan hidrogen menjadi helium. Setelah hidrogen habis, helium berubah menjadi unsur-unsur baru seperti karbon dan oksigen. Selama proses ini bintang membuang sebagian materi dan mengalami perubahan ukuran, suhu, dan warna. Bintang terpanas berwarna biru pekat. Yang paling dingin berwarna merah. Namun, bintang terdingin, biasa disebut si kerdil merah, masih bersuhu permukaan 3.000OC.

Beberapa bintang mengubah gasnya lebih cepat. Jumlah kandungan materi penyusun mempengaruhi seberapa lama suatu bintang bertahan hidup, tahap-tahap perkembangan yang akan dilaluinya, dan bagaimana ia menemui ajalnya. Banyak bintang, termasuk matahari, telah bersinar selama miliaran tahun sebelum nantinya kehabisan bahan bakar. Bintang-bintang yang bermassa lebih besar dibanding matahari diperkirakan akan kehabisan bahan bakar lebih cepat, sehingga akan berumur pendek. Massa bintang juga mempengaruhi derajat terangnya. Makin pejal suatu bintang, makin kuat penerangannya.

Semua bintang lahir dari awan gas dan debu yang disebut nebula. Awan-awan kecil terbentuk di dalam nebula dan mengalami kondensasi. Sambil berpusar, ia menarik materi ke pusat melalui gaya gravitasi. Ketika materi di tengah termapat, suhunya melonjak. Pada suhu sekitar 10 jutaOC, reaksi nuklir dimulai, dan lahirlah bintang. Umumnya bintang lahir berpasangan, seperti dua makhluk kembar. Pasangan-pasangan gambar tersebut dan bintang-bintang lain lahir dalam kelompok bintang yang disebut gugus(cluster). Ada beberapa bintang yang menghabiskan sisa hidupnya sebagai bagian dari suatu gugus. Sementara itu, bintang-bintang di gugus lain bergerak menjauh. Inilah yang dialami oleh matahari dan bintang-bintang ‘saudara-saudaranya’ yang lahir pada waktu bersamaan.

Ada dua macam gugus bintang yang tampak di langit pada waktu malam. Gugus terbuka adalah kumpulan bintang muda yang saling merenggang, yang nantinya akan menyebar berjauhan.  Yang kedua adalah gugus globuler (membola), yaitu pengelmpokkan bintang-bintang tua yang rapat. Mereka lahir pada waktu bersamaan, dan terus menghabiskan sepanjang umur mereka sebagai bagian dari suatu gugus. Mereka akan mati pada gugus yang sama pula. Ketika suatu bintang mulai bersinar, bintang itu disebut bintang urutan pertama. Salah satunya adalah matahari, yang akan tetap bersinar hingga miliaran tahun ke depan. Ketika kehabisan helium, matahari akan menua dan menjadi si raksasa merah sebelum  memulai tahap akhir dari daur hidupnya, yaitu kematian.

Kematian Bintang

Bintang-bintang seperti matahari membutuhkan waktu miliaran tahun sebelum mati. Menjelang akhir hidupya, bintang lambat laun akan kehilangan materi penyusun dan cahayanya meredup. Ia berubah menjadi bintang kerdil. Bintang-bintang yang bermassa lebih dari delapan kali mengalami ajal yang lebih mengerikan. Ketika reaksi nuklir berhenti, bintang akan runtuh dan meledakkan diri dalam suatu ledakan supernova, yang hanya meninggalkan bagian inti. Istilah supernova berasal dari perubahan kenampakan bintang yang terjadi secara mendadak. Ledakan tersebut tampak begitu super-nova (dari kosa kata Latin yang berarti ‘baru’). Ledakan tersebut tampak bagaikan bintang baru yang bersinar benderang di langit. Masa depan dari sisa inti bintang bergantung pada massanya. Bintang yang bermassa tiga kali lebih besar dibanding massa matahari akan terus runtuh hingga berubah menjadi lubang hitam. Bintang yang bermassa lebih kecil dibanding massa matahari akan berubah menjadi bintang neutron mungil. Mereka umumnya begitu rapat sehingga segenggam bintang dapat berbobot miliaran ton.

Bintang neutron yang berpusar sang cepat dinamakan pulsar, yang mengirimkan berkas-berkas energi seperti mercusuar  yang bergerak memutar sambil melepaskan cahaya ke segala penjuru. Pulsar berpusar beberapa kali per detik. Jika bumi terkena terjangan berkas energi tersebut, maka pulsa energy bintang akan terdeteksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar